03.39 -
No comments
Al Biruni "Bapak Geodesi Dunia"
Abu
Raihan Al-Biruni (juga, Biruni, Al Biruni; lahir 5 September 973 – meninggal 13 Desember 1048 pada
umur 75 tahun) (bahasa Persia: ابوریحان بیرونی ; bahasa Arab: أبو الريحان البيروني)
merupakan matematikawan Persia,
astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia,
filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang
kepada bidang matematika, filsafat,
obat-obatan.
Abu Raihan
Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia
Tengah yang pada masa itu
terletak dalam kekaisaran Persia. Dia belajar matematika dan pengkajian bintang
dari Abu Nashr Mansur.
Abu Raihan
Al-Biruni merupakan teman filsuf dan ahli obat-obatan Abu Ali Al-Hussain Ibn
Abdallah Ibn Sina/Ibnu Sina, sejarawan, filsuf, dan pakar etik Ibnu Miskawaih, di universitas dan
pusat sains yang didirikan oleh putera Abu Al
Abbas Ma'mun Khawarazmshah. Abu Raihan Al-Biruni juga mengembara ke India
dengan Mahmud dari Ghazni dan menemani beliau dalam ketenteraannya di sana,
mempelajari bahasa, falsafah dan agama mereka dan menulis buku mengenainya. Dia
juga menguasai beberapa bahasa diantaranya bahasa Yunani, bahasa Suriah, dan bahasa Berber, bahasa Sanskerta.
“Dia adalah salah satu ilmuwan terbesar dalam
seluruh sejarah manusia.” Begitulah AI Sabra menjuluki Al-Biruni ilmuwan Muslim
serba bisa dari abad ke-10 M. Bapak Sejarah Sains Barat, George Sarton pun
begitu mengagumi kiprah dan pencapaian Al-Biruni dalam beragam disiplin ilmu.
”Semua pasti sepakat bahwa Al-Biruni adalah salah seorang ilmuwan yang sangat
hebat sepanjang zaman,” cetus Sarton.
Bukan tanpa
alasan bila Sarton dan Sabra mendapuknya sebagai seorang ilmuwan yang agung.
Sejatinya, Al-Biruni memang seorang saintis yang sangat fenomenal. Sejarah
mencatat, Al-Biruni sebagai sarjana Muslim pertama yang mengkaji dan
mempelajari tentang seluk beluk India dan tradisi Brahminical. Dia sangat
intens mempelajari bahasa, teks, sejarah, dan kebudayaan India.
Kerja keras
dan keseriusannya dalam mengkaji dan mengeksplorasi beragam aspek tentang
India, Al-Biruni pun dinobatkan sebagai ‘Bapak Indologi’ studi tentang India.
Tak cuma itu, ilmuwan dari Khawarizm, Persia itu juga dinobatkan sebagai ‘Bapak
Geodesi’. Di era keemasan Islam, Al-Biruni ternyata telah meletakkan
dasar-dasar satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan lingkungan
fisik bumi.
Selain itu,
Al-Biruni juga dinobatkan sebagai ‘antropolog pertama’ di seantero jagad.
Sebagai ilmuwan yang menguasai beragam ilmu, Al-Biruni juga menjadi pelopor
dalam berbagai metode pengembangan sains. Sejarah sains mencatat, ilmuwan yang
hidup di era kekuasaan Dinasti Samanid itu merupakan salah satu pelopor merote
saintifik eksperimental.
Dialah
ilmuwan yang bertanggung jawab untuk memperkenalkan metode eksperimental dalam
ilmu mekanik. Al-Biruni juga tercatat sebagai seorang perintis psikologi eksperimental.
Dia juga merupakan saintis pertama yang mengelaborasi eksperimen yang
berhubungan dengan fenomena astronomi. Sumbangan yang dicurahkannya untuk
pengembangan ilmu pengetahuan sungguh tak ternilai.
Al-Biruni pun tak hanya menguasai beragam ilmu seperti;
fisika, antropologi, psikologi, kimia, astrologi, sejarah, geografi, geodesi,
matematika, farmasi, kedokteran, serta filsafat. Dia juga turun memberikan
kontrbusi yang begitu besar bagi setiap ilmu yang dikuasainya itu. Dia juga
mengamalkan ilmu yang dikuasainya dengan menjadi seorang guru yang sangat
dikagumi para muridnya.
Ilmuwan kondang itu bernama lengkap Abu Rayhan Muhammed
Ibnu Ahmad Al-Biruni. Dia terlahir menjelang terbit fajar pada 4 September 973
M di kota Kath sekarang adalah kota Khiva di sekitar wilayah aliran Sungai
Oxus, Khwarizm (Uzbekistan). Sejarah masa kecilnya tak terlalu banyak
diketahui. Dalam biografinya, Al-Biruni mengaku sama sekali tak mengenal
ayahnya, hanya sedikit mengenal tentang kakeknya.
Selain menguasai beragam ilmu pengetahuan, Al-Biruni juga
fasih sederet bahasa seperti Arab, Turki, Persia, Sansekerta, Yahudi, dan
Suriah. Al-Biruni muda menimba ilmu matematika dan Astronomi dari Abu Nasir
Mansur. Menginjak usia yang ke-20 tahun, Al-Biruni telah menulis beberapa karya
di bidang sains. Dia juga kerap bertukar pikiran dan pengalaman dengan Ibnu
Sina ilmuwan besar Muslim lainnya yang begitu berpengaruh di Eropa.
Al-Biruni tumbuh dewasa dalam situasi politik yang kurang
menentu. Ketika berusia 20 tahun, Dinasti Khwarizmi digulingkan oleh Emir
Ma’mun Ibnu Muhammad, dari Gurganj. Saat itu, Al-Biruni meminta perlindungan
dan mengungsi di Istana Sultan Nuh Ibnu Mansur. Pada tahun 998 M, Sultan dan
Al-Biruni pergi ke Gurgan di Laut Kaspia. Dia tinggal di wilayah itu selama
beberapa tahun.
Selama tinggal di Gurgan, Al-Biruni telah menyelesaikan
salah satu karyanya yakni menulis buku berjudul The
Chronology of Ancient Nations. Sekitar 11 tahun kemudian, Al-Biruni
kembali ke Khwarizmi. Sekembalinya dari Gurgan dia menduduki jabatan yang
terhormat sebagai penasehat sekaligus pejabat istana bagi penggati Emir Ma’mun.
Pada tahun 1017 M, situasi politik kembali bergolak menyusul kematian anak
kedua Emir Ma’mun akibat pemberontakan.
Khwarizmi pun diinvasi oleh Mahmud Ghazna pada tahun 1017
M. Mahmud lalu membawa para pejabat Istana Khwarizmi untuk memperkuat
kerjaannya yang bermarkas di Ghazna, Afghanistan. AL-Biruni merupakan salah seorang
ilmuwan dan pejabat istana yang ikut diboyong. Selain itu, ilmuwan lainnya yang
dibawa Mahmud ke Ghazna adalah matematikus, Ibnu Iraq, dan seorang dokter, Ibnu
Khammar.
Untuk meningkatkan prestise istana yang dipimpinnya, Mahmud
sengaja menarik para sarjana dan ilmuwan ke Istana Ghazna. Mahmud pun melakukan
beragam cara untuk mendatangkan para ilmuwan ke wilayah kekuasaannya. Ibnu Sina
juga sempat menerima undangan bernada ancaman dari Mahmud agar datang dan
mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya di istana Ghazna.
Meski Mahmud terkesan memaksa, namun Al-Biruni menikmati
keberadaannya di Ghazna. Di istana itu, dia dihormati dan dengan leluasa bisa
mengembangkan pengetahuan yang dikuasainya. Salah satu tugas Al-Biruni adalah
menjadi astrolog isatana bagi Mahmud dan penggantinya.
Pada tahun 1017 M hingga 1030 M, Al-Biruni mendapat
kesempatan untuk melancong ke India. Selama 13 tahun, sang ilmuwan Muslim itu
mengkaji tentang seluk beluk India hingga melahirkan apa yang disebut indologi
atau studi tentang India. Di negeri Hindustan itu, Al-Biruni mengumpulkan
beragam bahan bagi penelitian monumental yang dilakukannya. Dia mengorek dan
menghimpun sejarah, kebiasaan, keyakian atau kepecayaan yang dianut masyarakat
di sub-benua India.
Selama hidupnya, dia juga menghasilkan karya besar dalam
bidang astronomi lewatMasudic Canon yang didedikasikan kepada putera
Mahmud bernama Ma’sud. Atas karyanya itu, Ma’sud menghadiahkan seekor gajah
yang bermuatan penuh dengan perak. Namun, Al-Biruni mengembalikan hadiah yang
diterimanya itu ke kas negara.
Sebagai bentuk penghargaan, Ma’sud juga menjamin Al-Biruni
dengan uang pensiun yang bisa membuatnya tenang beristirahat serta terus
mengembangkan ilmu pengetahuan. Dia juga berhasil menulis buku astrologi
berjudul The
Elements of Astrology. Selain itu, sang ilmuwan itu pun menulis sederet
karya dalam bidang kedokteran, geografi, serta fisika. Al-Biruni wafat di usia
75 tahun tepatnya pada 13 Desember 1048 M di kota Ghazna. Untuk tetap mengenang
jasanya, para astronom mengabadikan nama Al-Biruni di kawah bulan.
Sumbangan Sang Ilmuwan
1.
Astronomi
Dia telah
menulis risalah tentang astrolabe serta memformulasi tabel astronomi untuk
Sultan Ma’sud,”papar Will Durant tentang kontribusi Al-Biruni dalam bidang
astronomi. Selain itu, Al-Biruni juga telah berjasa menuliskan risalah tentang planisphere dan armillary
sphere. Al-Biruni juga
menegaskan bahwa bumi itu itu berbentuk bulat. Al-Biruni tercatat sebagai
astronom yang melakukan percobaan yang berhubungan dengan penomena astronomi.
Dia menduga bahwa Galaksi Milky Way (Bima Sakti) sebagai kupulan sejumlah
bintang. Pada 1031 M, dia merampungkan ensiklopedia astronomi yang sangat
panjang berjudul Kitab Al-Qanun Al Mas’udi.
2.
Astrologi
Dia
merupakan ilmuwan yang pertama kali membedakan istilah astronomi dengan
astrologi. Hal itu dilakukannya pada abad ke-11 M. Dia juga menghasilkan
beberapa karya yang penting dalam bidang astrologi.
3.
Ilmu Bumi
Al-Biruni
juga menghasilkan sejumlah sumbangan bagi pengembangan Ilmu Bumi. Atas perannya
itulah dia dinobatkan sebagai ‘Bapak Geodesi’. Dia juga memberi kontribusi
signifikan dalam kartografi, geografi, geologi, serta mineralogi.
4.
Kartografi
Kartografi
adalah ilmu tentang membuat peta atau globe. Pada usia 22 tahun, Al-Biruni
telah menulis karya penting dalam kartografi, yakni sebuah studi tentang
proyeksi pembuatan peta.
5.
Geodesi dan Geografi
Pada usia
17 tahun, Al-Biruni sudah mampu menghitung garis lintang Kath Khawarzmi dengan
menggunakan ketinggian matahari. ”Kontribusi penting dalam geodesi dan geografi
telah dibuat disumbangkan Al-Biruni. Dia telah memperkenalkan teknik mengukur
bumi dan jaraknya menggunakan triangulasi,” papar John J O’Connor dan Edmund F
Robertson dalam MacTutor History of Mathematics.
6.
Geologi
Al-Biruni
juga telah menghasilkan karya dalam bidang geologi. Salah satunya, dia menulis
tentang geologi India.
7.
Mineralogi
Dalam
kitabnya berjudul Kitab al-Jawahir atau Book of Precious Stones, Al-Biruni
menjelaskan beragam mineral. Dia mengklasifikasi setiap mineral berdasarkan warna,
bau, kekerasan, kepadatan, serta beratnya.
8.
Metode Sains
Al-Biruni
juga berperan dalam memperkenalkan metode saintifik dalam setiap bidang yang
dipelajarinya. Salah satu contohnya, dalam Kitab al-Jamahir dia tergolong ilmuwan yang sangat
eksperimental.
9.
Optik
Dalam
bidang optik, Al-Biruni termasuk ilmuwan yang pertama bersama Ibnu Al-Haitham
yang mengkaji dan mempelajari ilmu optik. Dialah yang pertama menemukan bahwa
kecepatan cahaya lebih cepat dari kecepatan suara.
10.
Antropologi
Dalam
ilmu sosial, Biruni didapuk sebagai antropolog pertama di dunia. Ia menulis
secara detail studi komparatif terkait antropologi manusia, agama, dan budaya
di Timur Tengah, Mediterania, serta Asia Selatan. Dia dipuji sejumlah ilmuwan
karena telah mengembangkan antropologi Islam. Dia juga mengembangkan metodelogi
yang canggih dalam studi antropologi.
11.
Psikologi Eksperimental
Al Biruni
tercatat sebagai pelopor psikologi eksperimental lewat penemuan konsep reaksi
waktu.
12.
Sejarah
Pada usia
27 tahun, dia menulis buku sejarah yang diberi judul Chronology.
Sayangnya buku itu kini telah hilang. Dalam kitab yang ditulisnya Kitab
fi Tahqiq ma li’l-Hind atau
Penelitian tentang India, Al-Biruni telah membedakan antara menode saintifik
dengan metode historis.
13.
Indologi
Dia
adalah ilmuwan pertama yang mengkaji secara khusus tentang India hingga
melahirkan indologi atau studi tentang India.
14.
Matematika
Dia
memberikan sumbangan yang signifikan bagi pengembangan matematika, khususnya
dalam bidang teori dan praktik aritmatika, bilangan irasional, teori rasio,
geometri dan lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar